Gafel Arifakhelvy
Selasa, 20 November 2012
Batman The Dark Knight Rises
Bruce Wayne (Christian Bale) terlihat agak renta dan letih. Tongkat yang menyangga tubuhnya, karena salah satu kaki yang tak berfungsi normal, membuatnya malas merapikan jenggot dan rambutnya. Semuanya dibiarkan panjang dan tak terurus, sehingga penampilannya sangat kucel. Di rumah besarnya, ia dengan setia ditemani oleh Alfred (Michael Caine). Ia pun tak berdaya saat seorang wanita cantik bernama Selina Kyle atau Catwoman (Anne Hathaway) datang mencuri kalung mutiara peninggalan ibunya. Dia juga mencuri sidik jari Wayne untuk dijual ke seorang miliuner bernama John Dagget (Ben Mandelson).
Wayne sama sekali tidak tahu bahwa ancaman besar kini sedang mengancam kota Gotham. Penyebabnya tidak lain karena Bane (Tom Hardy) ingin mengambil alih kepemimpinan kota dengan hukum ala dirinya sendiri. Debut Bane dan pasukannya diawali dengan penyerbuan ke pasar saham. Bane juga menebar ancaman akan meledakkan kota Gotham dengan ledakan nuklir. Bane yang berbadan besar adalah seorang anak yang lahir di dunia gelap dan keluar ke dunia terang dengan penuh amarah. Di sisi lain, John Blake (Joseph Gordon-Levitt) dan beberapa pasukan polisi mulai dibuat sibuk oleh ulah Bane. Untunglah pada waktu itu Batman datang membantu setelah mendapatkan sebuah kaki palsu dari Lucius Fox (Morgan Freeman).
Batman yang akhirnya berjuang bersama Catwoman berupaya mencari sarang Bane. Karena tak ingin Catwoman celaka, ia mengurung wanita itu di sebuah terali. Selanjutnya, Catwoman menyaksikan dengan duka saat Batman menjadi bulan-bulanan Bane. Selanjutnya, Catwoman melarikan diri atas permintaan Batman karena merasa tak mungkin memberikan pertolongan. Batman sendiri kemudian dijebloskan ke dunia gelap tempat dimana Bane dulunya berasal. Kekacauan yang terjadi membuat polisi melakukan pemeriksaan ketat terhadap orang-orang Bane yang mulai menangkapi, mengadili, dan mengasingkan orang-orang kaya. Catwoman akhirnya tertangkap dan dijebloskan ke penjara karena tertangkap kamera sedang memukuli petugas.
Sementara itu, Bane yang sukses mengacaukan pasar saham menjadi besar kepala dan melanjutkan dengan menyerang sebuah stadion ketika sedang berlangsungnya sebuah pertandingan rugbi. Lapangan runtuh karena bangunan di bawahnya telah hancur berantakan. Bane langsung memproklamirkan dirinya sebagai penguasa kota dengan hukum baru bentukannya. Pengumuman tersebut dirilis di semua media yang saat itu sedang meliput pertandingan. Selanjutnya ia mendatangi penjara dan langsung melakukan pidato yang berapi-api. Pidatonya itu disambut sorakan para penghuni penjara yang sudah lama berharap akan kebebasan. Hanya Catwoman saja yang tidak gembira mendengar pidato Bane. Ia bahkan langsung mencari jalan selamat untuk melarikan diri dari orang-orang Bane.
Sementara itu, Batman yang babak belur mendapat pertolongan dari penghuni senasib. Setelah agak baikan, ia mulai melatih fisik untuk bisa meloloskan diri dari lubang gelap. Ia kini menjadi tumpuan harapan para tawanan lainnya. Dengan iringan semangat untuk mencapai pinggiran lubang yang menyerupai sumur dan setelah beberapa kali mencoba, Batman akhirnya berhasil keluar dengan selamat. Seutas tali kemudian ia jatuhkan agar bisa menyelamatkan para tawanan lainnya. Batman pun kemudian kembali melakukan perlawanan terhadap Bane yang telah mengacaukan kota. Agar bisa bertemu dengan Fox yang ikut tertawan, ia pura-pura tertangkap oleh orang-orang Bane. Batman pun pada akhirnya berhasil menyelamatkan Fox dan kembali memperoleh perlengkapan untuk menjadi superhero.
Christian Balle Sebagai Bruce Wayne Or Batman
Hannne Hathaway Sebagai Selina Kyle Or CatWoman
Joseph Levvit Sebagai John Blake Or New Batman After Bruce Wayne
Devil May Cry 4
Gameplay di Devil May Cry 4 adalah mirip dengan permainan sebelumnya dalam seri. Pemain harus berjuang melalui tingkat yang disebut "misi", kadang-kadang memecahkan teka-teki atau mengumpulkan item. Kinerja misi dinilai dari D menjadi kelas bawah melalui C, B, A, dan S menjadi nilai tertinggi. Kelas didasarkan pada item yang digunakan, Red Orbs berkumpul, waktu yang dibutuhkan, dan jumlah Poin Gaya akumulasi. Setiap kelas Titik Style memiliki sendiri tag-kata. The kelas gaya muncul di sisi layar dan mulai di "Mematikan" (D); berlangsung melalui "Carnage" (C), "Brutal" (B), dan "Atom" (A), kemudian, berkembang melalui satu terakhir bar kelas yang mengandung frase "Smokin '" (S), "Smokin' Style" (SS), dan terakhir "Gaya Sakit Smokin '" (SSS). Memerangi gaya ini adalah fokus utama dari permainan, yang disampaikan melalui combo tak terputus serangan bervariasi sambil menghindari kerusakan. Pemain harus menghindari serangan musuh untuk terus melakukan combo, sering dengan menghafal pola serangan. [2]
The Devil Trigger adalah sebuah negara super yang memungkinkan pemain untuk menjadi lebih kuat menambahkan regenerasi kesehatan lambat tapi stabil, dengan peningkatan kerusakan yang dilakukan. Devil Trigger dapat diaktifkan dengan menekan tombol untuk memicu ketika jumlah minimum mengukur diisi (minimal menjadi tiga slot penuh).
Nero is a young man who lives on the city-island of Fortuna, where the island's inhabitants (The Order of the Sword) worship the Legendary Dark Knight Sparda as a god. He goes to the Opera House in time to see his romantic interest Kyrie perform for the Order of the Sword's celebration ceremony in Sparda's honor. The Order's high priest Sanctus begins a sermon, but is interrupted by Dante who bursts from a skylight and assassinates Sanctus in front of the entire audience. The Order's Holy Knights, led by Kyrie's older brother Credo, try to subdue Dante but he defeats them easily as the audience flees the Opera House. Nero fights Dante as Credo takes Kyrie and promises to return with reinforcements. With only each other as witnesses, Dante and Nero's fight is brutal as Dante's prowess far outmatches Nero's. Their battle is stopped when Nero taps into his dormant demonic power, to the surprise of both himself and Dante, and emerges the victor. Impressed, and noticeably unfazed by Nero's pummeling, Dante reveals that the Holy Knights members he killed were actually demons. As for Nero, Dante implies that his heritage may be of a different sort, before he quickly departs.
Reinforcements arrive, and Nero keeps both his newfound power and his sudden misgivings about The Order to himself, as Credo gives Nero the task of stopping Dante and discovering his true intentions. However, the city suddenly finds itself under siege by a demonic attack, seemingly related to Dante's appearance. While Credo leads Kyrie and the townspeople to The Order of the Sword Headquarters, Nero embarks on his quest through the destroyed city to Fortuna Castle. At the castle Nero meets Gloria, a new high ranking Order of the Sword member who leaves to regroup with Credo at Headquarters. As his quest deepens, Nero uncovers the secret lab of Order of the Sword Member Agnus, who has secretly been experimenting with demonic power. Siphoning the intense demonic energy from the shards of Yamato (the long lost sword that used to belong to Vergil, Dante's brother), Agnus has secretly created an army of demon infused warriors and several Hell-Gates across Fortuna under the orders of Sanctus himself. Additionally, it is revealed that Sanctus has survived Dante's assassination by infusing himself with the soul of a powerful demon, in the aptly titled "Ascension Ceremony," which has given him and his followers the powers of a demon.
Shocked by the treachery of the Order, Nero fights Agnus but is mortally wounded by him. With the attack fully unlocking his own dormant demonic power, Nero's energy mends the broken Yamato and calls it to his hand. He destroys the lab and Agnus flees to Headquarters to inform Sanctus. Nero gives chase towards Headquarters, as he tries to piece together The Order's ultimate plan involving the Hell Gates, while also contemplating the implications of his demonic heritage. Defeating the creatures spawned from Agnus's Hell Gates, Nero discovers to his dismay that Credo is part of the conspiracy, having similarly undergone his own Acension Ceremony and become a demon. It is revealed that Credo has been tasked by Sanctus to stop Nero, and that Gloria has taken up Nero's job of hunting Dante, thus revealing The Order's intentions to elimate all those who stand in their way. The fight between Nero and Credo is interrupted by Agnus who brings Kyrie to see Nero transform into a devil, which makes her lose her faith in Nero. Agnus then kidnaps Kyrie and departs. Credo, stunned by The Order's blatant use of his sister to stop Nero, is shaken in his own belief and apologizes to Nero, promising to return once he has investigated Sanctus's true intentions.
His quest to apprehend Dante long forgotten, Nero decides to save Kyrie from Sanctus, but ironically encounters Dante instead. Nero wishes to simply pass him, but Dante wants Nero to give him back Yamato, stating it has too much power to be trusted with anyone but himself. This in turn sparks a fight between Nero and Dante, which Nero soundly loses. After the fight, Dante reveals that he wanted to test Nero to make sure he could trust him to keep Yamato safe for the time being. Trading names, the two form a steady alliance, and Nero continues forward with Dante's approval. Suddenly, Gloria appears before Dante as Nero leaves, and it is revealed that she is actually Dante's partner Trish. Having been sent to hunt Dante, Trish's guise as Gloria has given herself and Dante the window to strike at Sanctus with the element of surprise on their side, and with Nero biting at Sanctus's heels.
Finally, Nero finds Sanctus at the heart of the Order of the Sword Headquarters with an enormous statue in Sparda's image, which Sanctus calls "The Savior." Sanctus reveals that only Yamato and the Legendary Sparda Sword, along with Sparda's blood can awaken the Savior and unleash it's incredible demonic powers. Having already received the Sparda Sword from Trish as Gloria (to buy Sanctus's trust), Sanctus needs only the blood of Sparda and Yamato. This final revelation reveals that Nero is indeed a descendant of Sparda's blood, and the key to Sanctus unleashing hell upon Fortuna. Nero rushes headfirst into battle, but Sanctus uses Kyrie as a human shield to distract Nero at the last minute, and succeeds in capturing him. Revealing that The Savior also requires a powerful demon at its core as a power source, Sanctus decides Nero will be a suitable replacement considering he had originally intended to use Dante. Suddenly, Credo returns and attacks Sanctus in an attempt to rescue Nero and Kyrie. Unfortunately, Credo is defeated by Sanctus who stabs him with Yamato, followed by Nero. With Nero's blood, The Savior awakens and Nero is absorbed into it, promising to Kyrie that he will free them as they are imprisoned within its confines. Dante and Trish appear, unable to stop the proceedings, and promise Credo in his final moments to save Kyrie and Nero.
Underneath the city, Agnus opens the true hell gate with Yamato, which releases countless demons upon the city. Using The Savior to defeat the oncoming demons, Sanctus enacts his ultimate plan: To strengthen the people's worship in Sparda by putting them through Hell, and subsequently acting as Sparda to save them. Dante, making his way through Fortuna, succeeds in destroying all of the false hell gates Agnus created, and kills Agnus after a confrontation in the Opera House. Reclaiming Yamato, Dante seals the final hell gate and sends Trish to help get the citizens as far away from his impending battle with The Savior as possible. Finally taking on The Savior, Dante skillfully engages Sanctus and weakens The Savior's power. Learning that The Savior's true power source lies from within, Dante takes Yamato and drives it through the Savior's chest, freeing Nero who reclaims it inside The Savior. With Dante fighting The Savior from the outside, and Nero from within, Nero races to the Savior's Heart where Sanctus awaits, with Kyrie as his prisoner. Facing Sanctus, Nero's love for Kyrie give him the strength he needs to gain the upper hand in the battle. Nero plunges Yamato into Sanctus's chest and frees Kyrie in process, who embraces him.
In the aftermath, Nero and Kyrie escape the confines of The Savior and Nero returns the Sparda Sword to Dante, its rightful owner. The Savior however reawakens, having absorbed Sanctus's soul, and attacks them. Destroying this final demon, Nero finally makes peace with his demonic heritage after acknowledging the power it has given him to save those he cares about. The battle having been won, Nero goes to see Dante off. Returning Yamato to Dante, Nero comes to realize that he does not need to rely on its power anymore, having found his own inner strength. Sensing this change in Nero, Nero's offering prompts Dante instead to entrust him with Yamato, who accepts it as a token of Dante's respect. In entrusting Nero with Yamato, it is heavily implied that Nero is in fact the son of Dante's brother Vergil. This would explain Nero's connection to Sparda's bloodline, but it is never outright stated. Dante departs as Nero and Kyrie reconcile in the ruins of Fortuna. They are finally about to share a kiss when they are interrupted by scarecrow demons. Nero, finally embracing his demonic powers, readily goes to face them off.
Some time later, in the post credits scene, Lady makes a stop at the Devil May Cry office. Earlier in the story, it is revealed that Knights of the Order of the Sword had butted in on a few of her jobs, and stolen powerful Devil Arms. Sensing foul play, she had hired Dante and Trish to investigate The Order's intentions in the first place, so she could finally do her jobs in peace. Offering a laughably small reward, and citing that Trish bringing the Sparda Sword to Fortuna was the only reason things got so out of hand, the two argue over the pay as Dante tries to ignore them while reading a magazine. They bring Dante into the argument, who reluctantly accepts Lady's reward. With Lady having settled affairs to her liking, a phone call interrupts her exiting the shop. Trish answers and reveals that the caller is offering a job, which Dante ethusiastically accepts. With all forgotten in the thrill of the impending job, Lady excitedly asks to tag along, and Dante happily informs her that she won't get any of the reward money, as the three charge out into the night, guns blazing.
Tommy Lee Jones
Tommy Lee Jones (lahir 15 September 1946; umur 66 tahun) adalah seorang pemeran dan sutradara berkebangsaan Amerika Serikat yang memenangkan Academy Award. Dia dilahirkan di San Saba, Texas. Dia mulai berkarier di dunia film sejak tahun 1970.
yang lahir di San Saba, Texas [2]. Ibunya, Lucille Marie (Scott née), adalah seorang perwira polisi, guru sekolah, dan pemilik toko kecantikan, dan ayahnya, Clyde C. Jones, adalah seorang pekerja lapangan minyak. [1] Keduanya menikah dan bercerai dua kali. Jones telah menyatakan bahwa neneknya adalah keturunan Cherokee. [3] Ia dibesarkan di Midland, Texas, [4] dan dihadiri Robert E. Lee Sekolah Tinggi.
Jones lulus dari Sekolah St Mark of Texas, [5] di mana dia menghadiri beasiswa dan kini di dewan direksi, dan dihadiri Harvard College dengan beasiswa berdasarkan kebutuhan. Dia tinggal di Mower B-12 sebagai mahasiswa baru, di seberang lorong dari Wakil Presiden Al Gore masa depan, putra Senator Albert Gore, Sr of Tennessee. Sebagai upperclassman, dia adalah teman sekamar di Dunster House dengan Gore dan Bob Somerby, yang kemudian menjadi editor situs kritik media Howler harian. Jones memainkan penjaga ofensif [6] pada tim tak terkalahkan Harvard 1968 sepakbola universitas, dinominasikan sebagai pilihan pertama tim All-Ivy League, dan bermain di, Game 1968 yang menampilkan Harvard mengesankan dan benar-benar menit terakhir 16-point comeback ke dasi Yale. Dia menceritakan ingatannya tentang "pertandingan sepak bola paling terkenal dalam sejarah Ivy League" di dokumenter Harvard Beats Yale 29-29. Jones lulus cum laude dengan gelar Bachelor of Arts dalam bahasa Inggris pada tahun 1969, dan tesis seniornya pada "mekanisme Katolik" dalam karya-karya Flannery O'Connor
Tommy Pada Tahun 1964
Film Terkenal Nya Yaitu MEN IN BLACK sebagai Agent K
Tommy Pada Tahun 2012
yang lahir di San Saba, Texas [2]. Ibunya, Lucille Marie (Scott née), adalah seorang perwira polisi, guru sekolah, dan pemilik toko kecantikan, dan ayahnya, Clyde C. Jones, adalah seorang pekerja lapangan minyak. [1] Keduanya menikah dan bercerai dua kali. Jones telah menyatakan bahwa neneknya adalah keturunan Cherokee. [3] Ia dibesarkan di Midland, Texas, [4] dan dihadiri Robert E. Lee Sekolah Tinggi.
Jones lulus dari Sekolah St Mark of Texas, [5] di mana dia menghadiri beasiswa dan kini di dewan direksi, dan dihadiri Harvard College dengan beasiswa berdasarkan kebutuhan. Dia tinggal di Mower B-12 sebagai mahasiswa baru, di seberang lorong dari Wakil Presiden Al Gore masa depan, putra Senator Albert Gore, Sr of Tennessee. Sebagai upperclassman, dia adalah teman sekamar di Dunster House dengan Gore dan Bob Somerby, yang kemudian menjadi editor situs kritik media Howler harian. Jones memainkan penjaga ofensif [6] pada tim tak terkalahkan Harvard 1968 sepakbola universitas, dinominasikan sebagai pilihan pertama tim All-Ivy League, dan bermain di, Game 1968 yang menampilkan Harvard mengesankan dan benar-benar menit terakhir 16-point comeback ke dasi Yale. Dia menceritakan ingatannya tentang "pertandingan sepak bola paling terkenal dalam sejarah Ivy League" di dokumenter Harvard Beats Yale 29-29. Jones lulus cum laude dengan gelar Bachelor of Arts dalam bahasa Inggris pada tahun 1969, dan tesis seniornya pada "mekanisme Katolik" dalam karya-karya Flannery O'Connor
Tommy Pada Tahun 1964
Film Terkenal Nya Yaitu MEN IN BLACK sebagai Agent K
Tommy Pada Tahun 2012
Will Smith
Willard Christopher Smith, Jr. (lahir di Wynnefield, West Philadelphia, Pennsylvania, 25 September 1968; umur 44 tahun) adalah aktor Amerika Serikat unggulan Academy Award, peraih Grammy untuk kategori artis hip hop dan komedian. ia salah satu dari sekian banyak orang yang sukses di 3 media massa hiburan negaranya yaitu: film, televisi, dan industri musik. Ia bertinggi 188 cm.
Film dari Aktor Will Smith
Film dari Aktor Will Smith
Film
GAZA
Gaza atau Gaza City/Kota Gaza adalah kota terbesar di Jalur Gaza, Daerah Otoritas Palestina. Kota ini memiliki penduduk sekitar 410.000 jiwa. Dalam bahasa Arab nama ini ditulis sebagai غَزَّة Ġazzah. Sedangkan dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai עַזָּה, dan dilafazkan sebagai ʻAzza.
Etimologi
Menurut Zev Vilnay, nama "Gaza," berasal dari bahasa Arab, yakni Ġazza, yang mana diambil dari bahasa Kanaan/Ibrani dengan arti "kuat" (ʕZZ), dan kemudian diambil alih ke bahasa Arab dengan kata, ʕazzā, atau "yang kuat (f.)"; atau dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan benteng. Menurut Mariam Shahin, bangsa Kanaan memberi nama kota ini dengan kata Gaza, Masyarakat Mesir Kuno menamakan kota ini dengan nama Gazzat ("Kota Anugrah"), dan bangsa Arab memanggilnya dengan nama Gazzat Hashim, untuk menghormati Hashim, nenek moyang dari Nabi Muhammad, yang dimakamkan di Gaza City, menurut sejarah Islam.Makam Puteri Firaun Ditemui...!!!!
KAHERAH – Sekumpulan ahli arkeologi Republik Czech menemui makam seorang puteri Firaun yang berusia 4,500 tahun di selatan pusat kota ini.Makam Puteri Shert Nebti itu dikelilingi kubur empat pengawal tinggi di Kompleks Abu Sir berdekatan piramid Saqqara.
Penemuan itu diungkapkan Kantor Pusat Mesir dan Yunani-Romawi, Kementerian Antikuiti, Mohammed El-Bialy kelmarin selepas ia ditemui baru-baru ini.
Terdapat empat tiang batu di makam puteri tersebut.
Inskripsi pada tiang itu menunjukkan puteri berkenaan merupakan anak perempuan Raja Men Salbo.
lokasi makam itu kini ditutup bagi menghindari kehadiran orang umum.
Bagaimanapun, Mohamed berkata, kerja-kerja penggalian di lokasi tersebut masih lagi di peringkat awal.
Kisah Sehidup Semati
Sepasang kerangka laki-laki dan perempuan zaman batu baru yang saling berpelukan erat tergali di Italia. Sepasang kerangka yang saling berpelukan hangat ini, menggoncang semua orang yang melihatnya. Arkeolog memperkirakan, bahwa sepasang kerangka ini telah terkubur kurang lebih 5.000-6.000 tahun lamanya di bawah tanah! pelukan selama 5.000 tahun ini bukan saja menggoncang arkeolog, bahkan masyarakat dunia.
Untuk mempertahankan gaya pelukan ini, ilmuwan belum memutuskan memisahkan potongan kerangka tersebut. “Kami akan tetap mempertahankan sikap mereka selama ini yaitu saling berpelukan.” Demikian ujar arkeolog Irena Mannorti yang menemukan sepasang kerangka ini sepekan lalu. Setelah kerangka itu dipindahkan, ilmuwan akan meneliti lebih lanjut terhadap sepasang kekasih yang saling berpelukan abadi ini. Selanjutnya, kerangka tersebut akan di simpan di museum nasional Italia.
Menurut ilmuwan, bahwa pengetahuan mereka terhadap pasangan kekasih zaman batu ini sangat sedikit. Kerangka tersebut ditemukan di sebuah daerah pinggiran Kota Valdaro, Mantova, karena itu dinamakan “kekasih Valdaro”. Arkeolog nampaknya sangat yakin bahwa mereka meninggal saat remaja, sebab gigi mereka masih utuh. Selain itu, karena seiring dengan ditemukannya sebuah panah dan beberapa perkakas di kerangka tersebut, dapat diketahui kalau mereka meninggal pada zaman batu. Dan di balik legenda yang dianggap paling agung dalam sejarah arkeologi Italia ini masih banyak teka-teki yang perlu diuraikan. Ada indikasi menunjukkan, bahwa kedua insan ini bukannya meninggal dalam kondisi saling berpelukan, melainkan dikubur demikian di tanah makam prasejarah.
Langganan:
Postingan (Atom)